Jumat, 14 Agustus 2009

Baik dimataNYA

Aku memandang langit,
terhampar luas,
dengan kemegahan,
dan keindahannya.
Dan aku melihat Bapa tersenyum atas ciptaanNya.
Lalu aku bertanya pada Bapa,
kenapa langit harus berwarna biru?
Kenapa ia tidak kuning,
atau hijau?

Lalu aku melihat pada awan,
yang bergerak bebas di bawah langit.
Kadang ia meneduhkanku saat terik,
kadang ia membuatku basah hingga kuyup,
saat saling bertabrakan satu dengan lainnya.
Dan aku bertanya kepada Bapa,
kenapa awan harus putih,
terkadang abu-abu saat mau turun hujan?
Kenapa tidak berwarna merah,
atau jingga?

Aku menatap pada laut.
Ia begitu luas dan berkilau,
bagai berlian saat terpantul sinar.
Lalu kulihat biru memberinya dasar warna yang indah,
dibalik warna air jernihnya yang biasa.
Aku pun bertanya lagi pada Bapa,
kenapa ia harus jernih dan diberikan dasar biru,
sehingga terlihat begitu cantik dan mengagumkan?
Bukankah itu tidak adil bagi gurun gersang.
Kenapa ia tidak berwarna hitam tanpa kilauannya?
Sehingga ia tidak terlihat lebih dibandingkan lainnya.

Lalu aku juga memandang pada hutan,
tumbuhan yang tinggi menjulang,
atau yang baru tumbuh dengan segala keriangannya.
Atau pada padang yang berayun genit,
saat tertiup angin.
Atau pada hamparan rumput jepang yang rapat,
yang terkadang menusuk genit,
saat aku menapakinya,
namun indah dengan hijaunya.
Kenapa ia berwarna hijau?
Aku bertanya pada Bapa.
Kenapa bukan biru,
atau kuning saja?

Atas semua pertanyaanku tentang ciptaanNya,
Ia lalu bertanya,
sebelum memberikanku jawaban.

Kenapa aku harus memiliki kulit berwarna?
Kujawab : agar aku dapat terlihat oleh mata.

Kenapa aku harus memiliki detail hidung, mata, telinga, mulut dan semuanya?
Kujawab : agar aku terlihat indah bagi yang memandangku.

Bapa kembali bertanya,
Kenapa harus terlihat dan indah?
Aku menjawab : agar dunia ini turut indah dan seimbang,
lalu kemudian sempurna sebagai ciptaan.


Bapa berkata,
itulah sebabnya langit berwarna biru,
Awan putih saat cerah,
dan abu-abu saat mendung,
tumbuh-tumbuhan berwarna hijau,
air laut yang jernih didasari biru yang cerah,
dan sinar matahari yang datang,
ataupun pergi berwarna kuning sampai agak jingga,
agar semua meramaikan isi dunia,
agar semuanya seimbang,
saling melengkapi.


Seperti keberadaan diriku di dunia,
Untuk melengkapi ciptaan lainnya,
Sehingga kehidupan sempurna.
Dan semuanya, baik dimataNya.


Denpasar, 110809/00.33 wita

Kuberi milikku yang berharga....

Aku memberimu satu milikku yang berharga,
yang kusebut hati.
Hingga aku bisa memperhatikanmu,
walau tanpa memberikan kemewahan.

Aku memperhatikanmu,
dengan kasih sayangku,
dengan tatapan mataku,
dengan benakku,
yang terus memikirkanmu,
dengan kekhawatiranku,
dengan harapanku,
untuk kebaikanmu.

Aku memberimu juga satu milikku yang berharga,
yang kusebut cinta.
Hingga aku mengasihimu dengan perhatian dari hatiku,
walau dengan caraku yang sederhana.

Aku mengasihimu,
dengan doaku,
untuk kebaikanmu,
dengan mataku,
yang hanya tertuju padamu,
dengan senyumku,
yang hanya untukmu,
dengan lagu-laguku,
dengan semua tingkah lakuku,
untuk membuatmu merasa berarti,
dan dikasihi.

Lalu,
aku merasa jatuh miskin,
semua yang berharga milikku sudah kuberikan.
Semua isi hatiku,
Perhatian,
dan cintaku....
Hanya untukmu.
Tapi kemudian,
aku merasa kaya,
saat semua itu bisa kuberikan kepadamu.

Bebas.
Tanpa syarat.

Tulus.
Tanpa mengharapkan imbalan.

Walau cinta dan perhatian itu,
mungkin tak terbalaskan,
hingga hati bisa jadi luka,
dan hancur...
Tapi semua membuatku bahagia,
saat aku bisa membuat yang berharga dari diriku,
tidak sia-sia.



Denpasar, 110809/00.21 wita

AKHIRNYA......... (Tentangku hari ini)

Bulan bersinar terang,
aku baru sadar,
malam ini purnama.

Aku duduk di pinggir bale bengong,
merenung dan memandang bulan dari kejauhanku.
Dibalik pohon-pohon kelapa yang terlihat indah,
matahari terbenam pelan-pelan,
dan bulan muncul menggantikan tugasnya menerangi duniaku.

Aku disini,
di hariku yang biasa saja.
Memikirkan semua yang merasuki benak.
Hingga aku tak bisa fokus,
apa yg harus aku pikirkan terlebih dahulu.

Dimana jawaban itu?
Semua tanya seakan mendesak untuk segera diungkap.
Bagaikan gunung berapi yang siap-siap meledak,
lahar semakin panas di perut buminya,
ingin meluapkan semua yang sudah tersimpan,
agar merasa lega,
setidaknya sedikit merasa lega.

Aku disini,
mengakhiri waktuku di hari ini.
Hanya duduk termenung,
berusaha berpikir namun sia-sia,
Aku nelangsa,
merindukan belaian mereka,
yang menyayangiku dengan sepenuh hatinya.
Merindukan semua kata-kata mesra.

Tapi kutemukan semua kini berbeda,
kecuali,
dalam kisah-kisah cinta,
Selebihnya,
aku tetap merasa sama.
Sedih dan bahagia.






Denpasar, 110809/00.10 wita

AKHIRNYA..........(sebuah akhir)

Akhirnya kita semua akan tiba pada satu waktu,
Satu saat ketika kita tersadar,
Bahwa semua pertanyaan yang pernah ada,
Sia-sia bila pernah ditanyakan,
Atau sia-sia bila pernah dipikirkan.

Karena pada akhirnya,
Semua yang terasa mengganjal akan terungkap.
Semua yang membingungkan akan jelas.
Semua yang nampak kabur akan terlihat.
Semua yang menjadi misteri akan terbuka lebar.
Dan sampai pada satu ketika,
Tidak ada lagi pertanyaan.

Sampai akhirnya kita semua akan menyadari,
Bahwa hidup hanya cukup dijalani.
Tak perlu khawatir,
Tak perlu dilebih-lebihkan sehingga memaksa,
Karena yang baik akan datang.

Lalu akhirnya waktu membuktikan bahwa ia punya kuasa.
Ia punya wewenang untuk seolah-olah mempermainkan manusia,
Bahwa sebenarnya kita cukup menunggu dan sabar,
Kesetiaan akan membawa kebaikan.

Kemudan akan terbukti pada akhirnya,
Apakah kasihmu benar-benar tulus dan nyata,
Atau sekedar resapan sesaat yang tak benar-benar bermakna.
Apakah kau masih selembut dulu,
Masih membelaiku semesra dulu,
Apakah kau masih menerimaku dengan perbedaan kita.
Apakah kau masih bisa bertahan,
Pada diriku dan dirimu sendiri.......

Hingga akhirnya,
Jawaban menjadi satu hal yang tak lagi perlu.
Hanya anugerah yang disadari atas pertanyaan,
Hanya kasih sayang yang disadari atas ketakutan,
Hanya keajaiban yang disadari atas mimpi-mimpi dan harapan.
Dan akhirnya,
Semua terungkap atas jawaban dari hari yang biasa-biasa.
Bukan hari yang spesial menurut standar manusia.
Dan berakhir.

Denpasar 110809/00.04 wita

Ray Light

I was looking at the sky,
bright clouds were appearing.
They smile...
They are cheerful...

Clouds were coming together,
some part of sky can’t hide..
The blue sky looked so great,
matching with those beautiful clouds,
with the sun above,
they are awesome in my sight..
Just like a great combination of great paint...

Then I saw a wonderful ordinary view
clouds which are coming togehter,
show drove of light descend...
Too beautiful to describe,
make me speachless,
no word can represent...

Today I saw a picture...
Great potrait showed the beauty of clouds..
There’s the drove of light...
Different shape but I feel the same,
as usual drove of light I saw...

Rey Light,
You who taken this picture said.
I was so happy,
Finally I know its name..

I told you,
Everytime I see it,
I feel near to heaven...
Then u told,
You always think if ray light appears,
There’s angles who may come to the earth,
or come back to the heaven...

Ray light,
we don’t know why it appears..
We may never know,
we may never find the answer...
But the fact we trust,
we find peace and joy from this sight,
and we feel those all together...





Denpasar, 14 agustus 2009/06.14 wita
(Thanks for F.S. who told me the beautiful sunshine light's name :D)

White lie

Dalam kitab suci bohong itu dosa.
Semua agama mengajarkan,
berkata jujur jauh lebih baik,
walau kadang menyakitkan,
kar`na kejujuran tak selalu sesuai harapan...

Tapi saat seorang ibu kehilangan suami dan semua anaknya,
dalam kecelakaan tragis tak terduga,
terpaksa si ibu diberi kabar keluarganya baik-baik saja,
padahal baru tadi mereka dimakamkan..
Kata orang-orang tua,
itu bohong baik,
Tuhan tidak marah...

Atau saat seorang anak terpaksa dititipkan di panti asuhan,
kar`na orang tuanya tak mampu memelihara,
si bapak bilang dia dititip sementara,
si ibu bilang nanti akan dijemput lagi segera...
Si anak duduk manis di taman depan,
setiap pagi menunggu orang tua dengan harap besar,
padahal si ibu dan si bapak sengaja meninggalkannya,
biar tak lagi jadi beban, si anak bisa hidup sedikit lebih enak...
Menurut si bapak dan ibu,
kali ini bohong tak jadi dosa,
karena semua demi kebaikan bersama...

Lalu ramai-ramai orang di dunia berbohong,
dengan alasan bohong untuk kebaikan,
atas istilah kerennya white lie,
Tuhan pasti tidak marah,
Kar`na ini untuk kebaikan...
Padahal bohong tetap bohong!
Dosa kecil dosa besar,
semua sama bagi Tuhan...

Jadi manusia cuma beralasan,
mencari pembenaran diri sendiri,
padahal sesal dalam hati menunjukkan kesalahan,
tapi pikiran sesat dan cara salah,
membuat celah yang menjadi dosa...




denpasar, 21 mei 2009, 02.07 am *wita

Cinta sendiri

Apa benar orang bisa jatuh cinta,
saat pertama kali berjumpa?

Dua orang tak pernah kenal sebelumnya,
bertemu untuk beberapa saat,
hanya sekedar bicara seadanya,
apa bisa tumbuh rasa cinta?

Apa benar ada cinta pada pandangan pertama?
Saat pertama melihat dia,
sesak di dada,
hati seperti terasa nyeri,
mencari-cari saat dia tak terlihat mata,
dan tak ingin rasanya melepas pandangan akan sosoknya...

Apa ini yang kata orang “Cinta”?
Siapa yang bisa menjawabnya?

Bahagia saat ada di dekatnya,
walau sekedar berucap satu dua kata,
berusaha untuk selalu bersamanya,
mencemaskannya, mencari-cari perhatiannya,
apa aku benar sedang jatuh cinta?

Kalau pun benar ini adalah “Cinta”,
mungkin hanya cinta sendiri...
cintaku untuk dia,
yang mungkin bahkan tidak benar-benar mengenalku...

biarkan ini hanya cinta sendiri...,
tak perlu diungkapkan,
cukup sebatas impian,
walau memang khayalan bisa menyakitkan,
saat aku sadar semua tak bisa jadi kenyataan,
cukup indah sebatas impian,
yang menemani malam-malam kesendirian...

Ini cinta sendiri,
tak perlu dibiarkan terus berkembang,
karena sulit untuk bisa jadi cinta bersama,
bisa jadi dia sudah ada yang punya,
jadi cukup cinta sendiri,
hanya untuk diriku saja...


Denpasar, 22 mei 2009, 23.54 pm (wita)

Berikan alasan!

Siapa yang selalu bilang,
semua akan baik-baik saja...
Saat badai datang,
Matahari pasti terus bersinar...

Siapa yang selalu bilang,
saat banyak orang berkata menyakitkan,
jangan pernah diperdulikan..
Cukup menatap lurus ke depan,
dan berjalan dengan langkah tegap...

Siapa yang selalu bilang,
saat semua pintu tertutup,
pasti masih ada satu pintu terbuka,
setiap masalah yang datang,
pasti bisa terlewati dengan baik,
asal penuh semangat dan tekat kuat...

Siapa yang selalu bilang,
bahwa hidup hanya sekali,
dan harus diisi dengan harapan..
Bahwa hidup adalah perjuangan dan berharap..

Tapi sekarang,
siapa yang sekarang kehilangan harapan?
Siapa yang justru kalah dan bersembunyi?
Siapa yang lari dan menghindari badai?

Bukankah matahari dan bulan terus bersinar,
walaupun bumi disiram hujan,
atau dilanda kekeringan...
Bukankah rumput di padang,
semakin di pangkas semakin lebat berkembang...

Bukankah laut tidak akan pernah kering,
walau bumi pun begoncang.
Ataupun pohon-pohon tumbang,
masih ada benih yang tumbuh dan berkembang...

Jadi kenapa harus menyerah?
Kenapa harus pasrah dengan keadaan?
Kenapa?
Berikan aku alasan!!!
Bukan semata-mata alasan yang asal alasan,
berikan aku jawaban yang beralasan!




Denpasar, 20 mei 2009, 18.01 pm (wita)

Arti sebuah kehidupan (bagi seorang anak yang dibuang)

Katanya punya orang tua itu bahagia.
Tapi masih banyak anak-anak,
yang memiliki orang tua,
pergi dari rumah seenaknya,
tidak menghargai ibu dan bapaknya...

Katanya punya orang tua hidup terjamin,
berbeda dengan anak-anak yatim piatu,
atau yang dibuang dan tak diinginkan,
yang malang, tak teradopsi tanpa penampungan...
Tapi masih banyak anak-anak,
punya ibu, punya bapak,
hidup serba ada,
tapi justru tak mengerti arti hidupnya...

Bagiku,
anak tanpa ibu, tanpa bapak,
tanpa saudara atau tempat tampungan,
hidupku tentang diriku sendiri,
aku yang memutuskan,
aku yang menjalani,
aku yang menanggung resiko konsekuensi...
pilihan di tanganku, keputusanku...

Bagi banyak orang yang punya ibu, punya bapak,
hidup itu mengikuti arus...
Bukankah ikan hidup melawan arus?
Hanya ikan mati kemudian mengikuti arus...

Jadi aku belajar dari ikan,
dan hidup melawan arus,
kalau semua orang merusak hidupnya,
yang punya ibu punya bapak,
apa aku harus ikut rusak?
Padahal aku tidak punya ibu, tidak punya bapak...

Bagi banyak orang,
yang punya ibu punya bapak,
hidup itu membuang uang.
Bagiku yang hidup tanpa ibu tanpa bapak,
hidup itu perjuangan.

Jadi sederhana,
aku hidup,
aku berjuang,
aku melawan arus yang menyesatkan,
aku memutuskan,
aku menjalani,
aku menanggung resiko hidupku sendiri!

Urusan hidupku,
anak tanpa ibu tanpa bapak,
Hanya aku dan Tuhan...




Denpasar, 20 mei 2009, 18.20 pm (wita)

Antara denpasar dan palangkaraya

Dua tahun berlalu,
rasa rindu dibayar dalam seminggu,
tidak cukup!

Tiga tahun hidup jauh dan sendiri,
belajar kebiasaan baru orang Bali.
Orang-orang bangun pagi,
mebhakti* dan beri sesaji untuk Sang Hyang Ida Widhi*.

Aku pun tak mau kalah,
beribadah itu kebutuhan orang beriman.
Bangun pagi, aku ikut mebhakti,
berdoa dan membaca kitab suci,
memberi persembahan hati dan diri untuk Hattala Je Pangkahai*.

Dulu belasan tahun,
kulihat orang-orang sibuk sekolah atau kerja.
Pulang sore lantas bercengkrama dengan keluarga.
Palangkaraya masih bisa open house* lalu saling maja*...

Disini tiga tahun,
kulihat orang-orang sibuk sekolah atau kerja,
pulang malam lanjut kerja,
ada yang pergi pagi pulang pagi...
Jarang bercengkrama dengan sesama,
kecuali ada acara atau upacara...

Denpasar,
salah satu kota besar berskala internasional
Palangkaraya,
salah satu kota yang masih berkembang,
berusaha masuk level taraf nasional...

Denpasar,
tidak pernah benar-benar sepi,
kecuali saat hari raya Nyepi*,
itupun masih ada yang curi-curi untuk keluar dan tak menyepi.

Palangkaraya,
di atas jam 10 malam seperti “kota mati”,
semua orang beristirahat dirumahnya sendiri...
Sepi.., tenang.., belum benar-benar “ribut”,
belum bising oleh hingar bingar perkembangan zaman.

Denpasar,
orang-orang setiap hari membudayakan budaya nenek moyangnya,
walau ikut arus modernisasi,
walau badan penuh tindik,
tetap pulang nanti mebhakti*.

Palangkaraya,
setiap hari, orang-orang makin banyak yang “lupa jati dirinya”,
alasannya ikut modernisasi,
sampai-sampai ada yang malu mengakui darah sendiri,
katanya kalau Dayak dianggap primitif,
padahal orang Dayak juga punya harga diri sama tinggi.

Denpasar,
kota "kecil", makin lama makin sempit,
sedikit hujan air menggenang,
lalu banjir.
Palangkaraya,
kota "besar", makin lama makin dipadatkan,
banyak hujan belum jadi masalah,
tapi selalu kebakaran hutan.

Denpasar,
kota sempit, menghargai budaya,
di banjar ada sanggar seni,
setidaknya tiap orang tahu warisan nenek moyang,

Palangkaraya,
kota luas, dimana budaya warisan tatu hiang*?
Di museum? Di sandung*?
Anak esu* makin tak tahu apa itu Isen Mulang*...

Antara Denpasar dan Palangkaraya,
masing-masing punya lebih dan kurang,
tapi masing-masing juga,
punya arti dalam hati...
Sudah serasa "rumah sendiri".



Denpasar, 19 mei 2009, 12.08 am wita
edited 2 september 2009, 07.30 am wita


--------------------------------

*Mebhakti = beribadah menurut kepercayaan umat Hindu – Bali

*Sang Hyang Ida Widhi = Tuhan (dlm bhs Bali)

*Hattala Je Pangkahai = Tuhan yg Maha Besar (dlm bhs Dayak)

*Open house = istilah dr bhs Inggris utk kebiasaan orang palangkaraya yang selalu open house saat ada peringatan hari2 besar, spt Natal, Thn Baru, Lebaran, dsj.

*Maja = bhs Dayak utk menggambarkan bertamu

*Nyepi = Hari raya tahun br utk umat Hindu

*Sandung = tempat menaruh tulang belulang sbelum diupacarakan dgn upacara Tiwah (tradisi kepercayaan Hindu Kaharingan) Suku Dayak.

*Esu = bhs Dayak Ngaju artinya cucu

*Isen Mulang = slogan khas Kalteng artinya Pantang Mundur


Aku yang patah hati

Warna-warni pelangi,
bersinar di dalam hati,
saat aku berada dekat denganmu..

Kini warna-warni itu lambat laun pergi,
memudar dan lenyap terkikis waktu...
Bersamaan dengan aku yang kehilanganmu...

Matahari,
memang masih bersinar,
tapi aku belum bisa tertawa lagi...
Dan aku takut menikmati sinarnya mentari,
tanpa dirimu...,
karna semua tak lagi sama berarti...

Awan putih dan langit biru,
memang masih terus mewarnai bumi,
tapi semua tak kan pernah sama,
saat kamu ada di sisiku...

Kini dunia bisa tertawa,
memandang kebodohanku...
Aku yang jatuh cinta,
lalu patah hati,
pada saat yang sama...

Kini bintang-bintang pun bisa tertawa,
saat aku menantang mereka melawan waktu,
ternyata aku memang tak pernah mampu,
dan dirimu pun pergi,
jauh dariku...




24 mei 2009, 23.49 wita
Dedicated to my “nihon go jin friend”

Hidup sebuah Rutinitas

Hidup, rutinitas

Pagi hari,
Bangun tidur,
Mandi,
Makan pagi,
Pergi kerja...

Siang hari,
Masih kerja,
Berhenti sebentar untuk makan,
Kerja lagi,
Cari uang sampai sore...

Sore hari,
Pulang kerja,
Kadang lembur cari tambahan,
Kadang pulang atau pergi jalan-jalan...
Pulang ke rumah,
Menunggu malam...

Malam hari,
Sudah mandi,
Makan lagi,
Kadang lanjut kerja lagi,
Lagi-lagi cari uang...
Begadang sampai hari hampir pagi...

Inikah lingkaran hidup?
Rutinitas,
Dari pagi hingga hampir pagi,
Orang Cuma cari uang?
Lalu dimana kebahagian sejati?
Hidup untuk uang?
Uang untuk hidup?
Padahal uang alat ciptaan manusia,
Untuk membantu kelancaran hidup,
Tapi bisa jadi bahaya,
Karena manusia tidak punya batas,
Sampai mana bisa puas akan uang...

Demage yourself

You can kill my body,
but my soul still exist...
you can’t rime it to death,
it’ll be forever,
as the will of God...

You can forget about me,
but my memories still here,
be with the time,
As an history...
When you forget pieces of me,
There’s people will remain about me...
‘cause I have been alive,
in the same world like you...

You can hate me,
keep your dislike,
vengeful to me..
But you’re demaging yourself,
hurt your own heart,
throw away your joy,
get the worst pain in life...





Denpasar, 28 mei 2009, 18.51 wita

paradoks

Di setiap tangis, ada senyum dan tawa...
Di setiap tetesan air mata, ada sebuah harapan...
di setiap amarah, ada perhatian...

Semuanya sering kali tidak disadari manusia,
bahwa ini harus kita alami,
agar bisa saling mengerti....

Saat tangis kar’na sedih dan kehilangan,
manusia bisa memilih untuk tertawa,
setiap kesulitan hidup dan rasa sakit,
setiap penderitaan,
bukan untuk disesali,
tapi mengajarkan bagaimana bertahan,
dan menjadi kuat...

saat amarah datang,
kar’na secuil kesalahan,
dibalik ketidaksenangan itu,
ada setetes perhatian...
setiap amarah bukan untuk merusak,
atau menghancurkan,
bukan untuk memisahkan,
dan memilih untuk bersikap buruk...
amarah harus dihadapi dengan lapang dada,
berpikir terbuka,
bahwa semuanya adalah proses,
dari ketidaksempurnaan,
berusaha menjadi lebih baik...







denpasar, 28 mei 2009, 18.25 wita

Kamis, 13 Agustus 2009

Plegmatic

I am afraid to lose,
That’s why I am scare to falling in love...
Fallin` in love,
Makes who are broken heart become repaired,
Makes who are tired become mettlesome*,
Makes who are saturated become fresh...

I am afraid to lose,
That’s why I am scare to get some...
Get something new,
Makes me hope,
To get more and better,
But also get high risk to lose it...

I am afraid to lose,
That’s why I chose to get nothing...
Avoid all chance,
Avoid all possibility,
So that I won’t feel failed
I’ll be ok without no pain,
I won’t be hurt and still in cheeriness...











*bersemangat tinggi

Denpasar, 26 mei 2009. 04.50 wita
(Dedicated to my plegmatig friend)

Jumat, 07 Agustus 2009

Cinta lama vs Cinta Baru / CLBK vs CBB

Ada banyak orang yang bisa merasakan perasaan cinta yang sama berulang kali terhadap orang yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul istilah nge-trend-nya CLBK atau Cinta Lama Bersemi Kembali. Lantas setiap kali bertemu dengan dia yang sudah pernah mencuri hatiku, aku pasti merasakan getaran yang sama, debaran hati yang sama, detak jantung yang berpacu cepat juga sama, selalu mencari tahu keberadaannya, selalu ingin mengingat senyum manisnya, selalu merindukan sosoknya, hingga hal-hal terbodoh bisa aku lakukan hanya untuk merasa “memiliki dia”.

Itulah Cinta Lama yang Bersemi Kembali. Dulu sudah pernah jatuh cinta kepadanya. Lalu rasa cinta itu hilang atau terputus di tengah perjalanannya atau terhalang suatu problem yang membuat kedua hati lantas menjauh. Kemudian bertemu lagi pada moment yang “tepat”, dengan senyum manis yang masih sama. Tatapan mata itu juga masih sama, sama-sama lembut dan penyayang. Tutur kata itu juga masih sama, sama-sama perhatian dan respect.

Tingkah laku itu juga masih sama. Sama-sama menggemaskan saat ia malu-malu atau tertawa lucu melihat tingkah polahku yang terkadang polos dan saking terlalu lugu hingga terlihat bodoh. Mengejutkan saat kata-katanya menunjukkan ia juga merasakan hal yang aku rasakan. Menyengkan karena perlindungannya dan sikapnya membuatku nyaman. Meneduhkan hati karena perhatian yang diungkapkan lewat setiap gesture yang mungkin untuk mewakilinya. Semuanya, setiap detik menit yang terlewatkan serasa begitu cepat sehingga ingin aku mematikan detik jam yang terus berputar, agar ia semakin lama berada bersama-sama denganku.

Disaat yang bersamaan ada satu sosok yang juga sudah mencuri sebagian perhatianku. Ia juga sepertinya sudah mencuri separuh hatiku. Sosok yang tak lama kukenal setelah aku menjauh dengan cinta lamaku. Sosok baru yang menjelma menjadi cinta baruku. Cinta baru bersemi, demikian aku memberinya istilah untuk membuatnya berdampingan dengan cinta lamaku yang kembali menggoda.

Cinta baru bersemi-ku ini memiliki kelebihan yang hampir sama dengan cinta lamaku. Perbedaannya hanya karakter dan tempramen mereka berdua, wujud fisiknya yang berbeda walau sama-sama gendernya. Hanya, sikap cinta baruku ini sama perhatiannya dengan cinta lamaku. Senyum cinta baruku ini selalu ada untukku. Ia sering kali tersenyum saat aku berbicara atau sekedar membalas tatapan matanya. Ia sering kali memberikan senyumnya pula saat memandangku yang mulai autis atau sekedar asik dengan diriku sendiri. Ia juga kadang tertawa lucu melihat polah tingkahku dan perbuatan bodohku, tapi semua itu bukan cemooh, namun sebagai wujud ia sedang memperhatikanku.

Ia selalu memperhatikanku, bahkan saat aku merasa tidak perlu diperhatikan. Saat aku sudah merasa nyaman dengan kondisiku sendiri, ia membuatku merasa jauh lebih nyaman. Ia memberikanku perlindungan, hingga saat aku merasa cukup aman menjaga diriku sendiri, ia masih menanyakan keadaanku. Saat aku sibuk dengan diriku sendiri, ribet dengan semua kebutuhanku, ia tetap memperhatikanku dan ada untukku. Saat aku memperhatikan yang lain, menomor-duakan keberadaannya, ia tetap tersenyum untukku dan mengawasiku.

Perhatiannya yang sama kadarnya walau dalam hal-hal kecil untukku. Sentuhan tangan yang walaupun “tak sengaja” karena ingin memastikan keadaanku. Semua hal-hal kecil dari tingkah laku yang ditunjukkannya karena memperhatikan kebaikanku, membuat aku jatuh ke dalam kotak bernama cinta. Membuat aku tak mampu tertarik melihat orang baik lainnya dan mensyukuri keberadaan dirinya yang ada di sampingku.

Lalu, aku merasa bersalah. Saat cinta baru ini mengisi seluruh sisi hidupku yang kosong, aku terhanyut dengan perasaan cinta yang lain. Perasaan yang sama terbagi untuk dua orang. Cinta baru dan cinta lama.

Ah perasaan ini benar-benar membuatku bimbang. Apalagi keduanya sama-sama sosok terbaik yang pernah aku temui. Keduanya tidak dapat dibandingkan. Lalu aku rasanya juga tidak pantas bila membedakan mereka yang jelas berbeda. Aku tidak dapat dibedakan dalam perbedaan mereka.

Lantas aku harus bagaimana? Apa yang harus aku putuskan? Kembali berharap dengan cinta lamaku yang bersemi kembali? Ataukah aku tetap mempertahankan perasaanku pada cinta baruku yang baru saja bersemi?

Ternyata, setelah aku menggumulkannya dan berdoa. Tuhan menunjukkan mana yang harus aku pilih. Cinta lamaku itu sudah memiliki kunci hatinya, dan itu bukan aku. Menyedihkan bagiku memang, tapi baik adanya. Aku tahu, bahwa ia bukan untukku. Ia memang baik, tapi bukan yang terbaik bagiku :)

Perhatiannya dan semua kebaikannya karena memang harusnya demikianlah aku diperlakukan dan semua orang diperlakukan. Penuh kasih sayang. Saling memperhatikan. Toh aku juga pernah menjadi yang spesial bagi dia, dan itu tidak mudah dilupakan bagi kami masing-masing.

Lantas apakah cinta baru yang terbaik bagiku? Belum tentu.Tuhan terkadang mengizinkan kita bertemu dengan beberapa orang yang tidak tepat sampai pada saatnya kita bertemua orang yang tepat. Tujuannya agar kita semakin dewasa dan belajar saling mengenal serta berkomitmen dalam suatu hubungan khusus. Jadi, jalani saja cinta baru ini dengan sebaik-baiknya dan terus membawanya dalam doa, meminta Tuhan memberi sinyal apakah ia orang yang tepat bagiku atau tidak :)

Jean sempat set status yang sama dengan judul note ini. banyak teman-teman yang memberikan komentar, intinya kalau anda belum menikah, dan punya cinta baru, lanjutkan! hehehehe...
masing-masing sepertinya punya alasan sendiri mengapa tidak mau kembali ke cinta lamanya.... Dan menganggap serta berharap cinta baru itu jauh lebih baik dari cinta yang lama.

Anyway, buat teman-teman yang sedang jatuh cinta atau menjalin cinta, selamat bercinta! :)
Tulisan ini jean tulis untuk kalian. Bercintalah dengan baik, sesuai waktunya dan jangan “tidak kudus” karena cinta itu suci tidak layak dijadikan alasan untuk berbuat yang tidak baik :)

Buat yang lagi menanti cinta, sabar, nanti jean buatkan note untuk para jomblowan dan jomblowati, hehehe..

Selamat saling mengasihi :)






NB: Trims buat teman2 yang comment di status jean dengan tema yang sama. Sebenarnya itu salah satu cara jean untuk mendapatkan inspirasi, bukan tentang apa yang jean sedang rasa. Maaf kalau teman2 salah kira, hehehehe.. tapi trims ya buat komentar2nya yang memberikan inspirasi :)


(Denpasar, 1st posted on July 3rd 2009, 2nd posted + correction write on July 4th 2009 @ 9:23pm wita)

Suddenly I'm in LOVE

I’m speakin’ but I’m speachless.
I’m laughin’ but I’m noiseless.
I’m smilin’ but I’m feelin’ blankly.
And i realize,
I found myself prisioned.

Now I’m confessin’,
I have been fall in love.
Since the first time I saw,
You’re smilin’ charmingly.

Now I’ve just knew,
I love u much.
Too much to show,
This heart beats faster,
Just like a boom ready to exploding.
I’m just like a prisoner.
live in the jail of love,
'cause my mind isn’t free anymore,
my heart is full,
it is filled fully by you.







*dedicated for my best friends. Cinta itu jgn disejajarkan dgn ego dan harga diri. Manusia kalau memikirkan gengsi dgn alasan harga diri, lantas malu mengakui cintanya, jean bisa bilang, kasihan sekali!!!! So, be dare!!! Love is a gift. Tapi ttp ingat harus gunakan Logika karena salah2 cinta bisa jadi "penyakit dan membuat buta".“Kasih dan Keadilan bisa bersatu kalau ada pengorbanan* demikian halnya Cinta itu indah kalau kasih, pengorbanan, perasaan & logika seimbang. Selamat mencintai org2 yg anda kasihi...*

(Denpasar, July 20th, 2009. 1st posting 0n FB at 12.06 am wita)